Kamis, 17 Maret 2011

TINGKAT ADOPSI PROGRAM SAPTA PESONA OLEH PENGELOLA RUMAH MAKAN TRADISIONAL KELAS C DI JAKARTA TIMUR

ABSTRACT

AREVIN, AYAT TAUFIK. 2008. Adoption Level of Sapta Pesona (Seven Amazing) Program by the Traditional Restaurant Managers of C-class in East Jakarta. Under direction of BASITA G. SUGIHEN as the chairmant and SITI AMANAH as a member.

The sectors of transportation, telecommunication, tourism development raised since of 1980th, have been able to overcome the social problems and economics in the ASEAN countries. Tourism development represents Indonesian pledge in the effort of accelerating economics growth. Sapta Pesona is one of the programs to promote tourism development. Sapta Pesona (the Seven Amazed Program) consists of safety, cleanliness, orderliness, comfort, beauty, hospitality, and enhancing memories. The success of Sapta Pesona program will positively contribute to the tourism businesses that are majority managed by low medium levels of restaurant businesses. The study was focused on management of C-class restaurants. Management of C-class restaurants still ran in very traditional strategy. The aims of this study were (1) to learn the participatory level of the traditional restaurant managers in adoption Sapta Pesona program, (2) to identify the factors related to the participation of the managers in adoption, and (3) to find out strategic to improve participation of the managers in adoption Sapta Pesona program. The research method used was survey, supported by participatory observation technique. The populations of the study were 63 restaurants managers at the east of Jakarta. The data collection was carried out from February until September 2008. The data analysis used was correlation test of Rank Spearman. The results showed that (1) the participation of traditional restaurant managers were of medium level, (2) the personal characters (age, experience, level of educations and communication intensity) were positively related to the participatory level of the traditional restaurant managers in adoption Sapta Pesona program, (3) the business characters were closely related to the participatory level of the traditional restaurant managers in adoption Sapta Pesona program.

Key words: traditional C-class restaurant managers, adoption, Sapta Pesona.


RINGKASAN

AREVIN, AYAT TAUFIK. 2008. Tingkat Adopsi Program Sapta Pesona oleh Pengelola Rumah Makan Tradisional Kelas C Jakarta Timur. Dibimbing oleh BASITA G. SUGIHEN dan SITI AMANAH.
Pariwisata menjadi salah satu industri terbesar di dunia yang prospektif dan kompetitif. Upaya pembangunan pariwisata ditujukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan citra pariwisata suatu wilayah. Indonesia masih jauh tertinggal, dibandingkan dengan negara Asia lainnya, dalam merebut kunjungan wisata internasional. Indonesia juga belum mampu menjadikan pariwisata sebagai primadona dalam menghasilkan devisa bagi negara ini. Jika tidak segera berbenah, mungkin kita hanya akan menjadi penonton dalam persaingan global yang semakin ketat.
Salah satu item pajak daerah yang akan digenjot Pemprov DKI Jakarta untuk mendongkrak penerimaan asli daerah (PAD) sebagaimana ditargetkan rencana jangka menengah daerah 2007-2012 yaitu pajak hotel dan restoran (Bisnis Indonesia, 8 April 2008). Perolehan PAD kota Jakarta Timur pada tahun 2005 dari industri pariwisata total sebesar Rp. 32.117.784.180, masing dari penerimaan pajak hotel sebesar Rp. 7.109.812.177, pajak restoran Rp. 19.536.992.658 dan pajak hiburan Rp. 5.470.979.345 (http://www.jaktim.beritajakarta.com/). Hal ini membuktikan bahwa rumah makan atau restoran salah satu sarana usaha pariwisata yang memiliki potensi.
Sapta Pesona merupakan salah satu program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mampu berpartisipasi dalam pembangunan di bidang pariwisata. Unsur-unsur Sapta Pesona yaitu: (1) aman, (2) tertib, (3) bersih, (4) sejuk, (5) indah, (6) ramah-tamah, dan (7) kenangan. Sapta Pesona merupakan kunci sukses bagi semua kegiatan bisnis di bidang pariwisata. Salah satu upaya peningkatan mutu atau citra rumah makan tradsional yaitu perlunya pengelola rumah makan mengadopsi dan menerapkan unsur-unsur dalam program Sapta Pesona.
Kondisi dan cara pengelolaan rumah makan tradisional (RMT) kelas C di Jakarta Timur masih sangat sederhana baik dari sisi manajemen SDM, metode pengolahan, teknik pelayanan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang dimiliki. Akibatnya mereka tidak mampu memenuhi kepuasan pelanggan dan rendah dalam kemampuan berkompetisi, sehingga berimbas pada kemajuan usahanya.
Pengelola RMT kelas C memiliki kemampuan rendah dalam adopsi program Sapta Pesona. Hal ini dipengaruhi faktor-faktor dalam ciri pribadi pengelola dan ciri lingkungan usaha rumah makan tradisional. Maka rumusan masalah penelitian ini yaitu (1) Apakah program Sapta Pesona sudah menjadi komitmen budaya bagi pengelola RMT kelas C di Jakarta Timur? (2) Ciri-ciri apa saja yang berhubungan dengan tingkat adopsi program Sapta Pesona oleh Pengelola RMT kelas C di Jakarta Timur? (3) Bagaimana bentuk tingkatan adopsi program Sapta Pesona oleh Pengelola usaha RMT kelas C di Jakarta Timur?
Populasi penelitian adalah 63 responden (pengelola RMT kelas C), dan pengumpulan data dilakukan secara sensus kepada 63 responden tersebut. Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari responden dan informan penelitian, melalui wawancara dan pengamatan langsung di lapangan. Selanjutnya data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan digunakan uji korelasi Rank Spearman.
Tingkat adopsi program Sapta Pesona oleh Pengelola RMT kelas C di Jakarta Timur termasuk kategori sedang. Ciri pribadi yang penting diperhatikan untuk mempercepat kemampuan adopsi pengelola RMT kelas C yaitu usia, tingkat pendidikan, pengalaman usaha, dan intensitas komunikasi. Sedangkan ciri lingkungan usaha yang menjadi pertimbangan yaitu kebijakan Pemda, skala usaha, modal tenaga kerja, sarana usaha, prasarana usaha, lokasi usaha, dan kompetitor.
Strategi mempercepat adopsi dapat dilakukan dengan meningkatkan interaksi penyuluh dengan pengelola RMT kelas C; penyuluh dan petugas suku dinas pariwisata hendaknya memotivasi pengelola RMT kelas C supaya terlibat aktif dalam kelompok usaha sejenis dan mendorong pengembangan kelompoknya sebagai wadah komunikasi antar pengelola tentang program-program yang dibutuhkan dan yang ditawarkan oleh pemerintah.

Kata kunci : pengelola rumah makan tradisional kelas C, adopsi, Sapta Pesona.




RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut – Jawa Barat pada tanggal 20 Oktober 1965 dari ayah Drs. H. Juhanudin, Sp.Ed. dan Ibu Hj. Nani Patonah, Dip.Ed. Dari kedua orangtua yang berprofesi sebagai guru tersebut, penulis merupakan putra kedua dari lima bersaudara.
Tahun 1985 penulis lulus dari SMA Negeri 28 Jakarta, dan pada tahun yang sama penulis mengikuti pendidikan diploma perhotelan. Pendidikan Sarjana ditempuh di Program studi Tata Boga, Fakultas Pendidikan Teknologi Kejuruan (FPTK) IKIP Jakarta, memperoleh beasiswa Tunjangan Ikatan Dinas (TID), lulus pada tahun 1991. Pada tahun 2006, penulis mendapatkan kesempatan melanjutkan studi di Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan pada Program Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, dalam bentuk Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS).
Penulis pernah bekerja sebagai Guru Honor Bidang Studi Tata Boga di SMA Negeri 31 Jakarta (1989-1991). Tahun 1991 mengajukan penempatan ikatan dinas sebagai dosen Jurusan Perhotelan Akademi Pariwisata Indonesia (AKPINDO) Jakarta, dan tahun 1992 diangkat sebagai Dosen PNS Kopertis dipekerjakan (dpk) di AKPINDO Jakarta. Sebagai Dosen Luar Biasa di Program studi Tata Boga, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sejak tahun 2002 hingga sekarang.
Mata Kuliah yang diampu penulis sebagai dosen antara lain F&B Service, Stewarding, F&B Hygiene & Sanitation, dan F&B Service Supervisory. Penulis dipercayai sebagai Tenaga Ahli dalam Perbaikan Silabus Mata Kuliah di Program studi Tata Boga FT UNJ. Jabatan yang pernah diemban penulis di AKPINDO Jakarta selain tenaga pengajar dosen, yaitu: (1) Koordinator Program Kerjasama AKPINDO Jakarta dengan BPLP Bandung; (2) Koordinator Praktek F&B Service; (3) Ketua Jurusan Perhotelan; (4) Pembantu Direktur III Bidang Kemahasiswaan; dan (5) Pendiri dan Direktur Pusatkarier Akpindo & Stein (PAS).
Penulis memperoleh pengalaman dari organisasi profesi yaitu sebagai anggota Dewan Pengurus Pusat Indonesian Food & Beverage Executive Club (IFBEC). Penghargaan dan prestasi melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat yaitu (1) Dosen Teladan AKPINDO Tahun 2000 sebagai penyelamat kampus dari jaringan pengguna dan pengedar Narkoba; (2) Ketua penyelenggara Job Fair di kampus AKPINDO periode 2004, 2005 dan 2006; (3) Juri lomba Sapta Pesona bagi Usaha Pariwisata di Jakarta Timur tahun 2003; (4) Ketua Pelaksana Program Penyuluhan Sapta Pesona kerjasama AKPINDO - Sudin Pariwisata Jakarta Timur tahun 2003; (5) Penyuluh bagi pengusaha Restoran dan Jasa Boga di Jakarta Timur tahun 2003; (6) Penyuluh bagi siswa SLTA Kota DEPOK tentang Bahaya Penyalahgunaan NARKOBA tahun 2004; (7) Instruktur Pembekalan Materi Bidang Restoran dan Hotel bagi Siswa SMK korban Tsunami Daerah Istimewa Aceh tahun 2006; dan (8) Ketua Proyek dan Penyuluh bagi karyawan Wisma Putera Bahagia Cimacan – Milik Pemda DKI Jakarta tahun 2007 dan 2008.