BAHAN AJAR
ASPEK-ASPEK SANITASI,
HIGIENE, DAN KESELAMATAN KERJA
DI DAPUR PENGOLAHAN
MAKANAN
Oleh Drs. Ayat Taufik
Arevin, M.Si
BAB I
DAPUR PENGOLAHAN MAKANAN
A. Pengertian
Dapur Pengolahan Makanan
1.
Pengertian
Dapur
Dapur pengolahan makanan (kitchen) adalah sebuah tempat yang
digunakan untuk mengolah makanan dari bahan mentah menjadi hidangan siap saji.
Tujuan pengolahan bahan makanan yaitu:
-
Memudahkan
proses pencernaan oleh tubuh manusia.
-
Meningkatkan
nilai, cita rasa, dan tampilan suatu hidangan.
2.
Persyaratan
Sebuah Dapur
Tata letak dapur harus memenuhi 2 tuntutan yaitu:
a.
memungkinkan
dilakukannya pekerjaan pengolahan makanan secara runtut dan efisien; mulai
persiapan, pengolahan atau pemasakan, dan
b.
penyajian terhindarnya
kontaminasi silang :
1)
produk
makanan dari bahan mentah,
2)
penanganan
peralatan kotor harus menggunakan fasilitas penampung air yang berbeda dengan
yang akan digunakan untuk pengolahan,
3)
fasilitas
penyimpanan untuk makanan masak dipisahkan dari makanan mentah.
4)
letak
kontainer limbah atau sampah dijauhkan dari produk makanan, dan dalam keadaan
tertutup rapat.
Fungsi dapur yaitu menyiapkan dan memproduksi hidangan yang telah dipesan
tamu melalui Restoran, Room Service, dan
Banquet. Untuk itu dapur memiliki peran menjamin kepuasaan tamu terhadap kualitas dan kuantitas
produk hidangan. Maka tanggungjawab adalah
memenuhi kepuasan tamu/pelanggan atas kecepatan, ketepatan, dan keamanan
hidangan yang diproduksi.
B.
Klasifikasi dapur, fungsi,
dan ruang lingkup pekerjaan.
Dapur dapat diklasifikasikan
dalam empat macam sesuai dengan ukuran fungsi dan ruang lingkup pekerjaannya
sedangkan klasifikasi dapur adalah sebagai berikut :
1.
Dapur
biasa (conventional kitchen)
Pada
umumnya terdapat di perusahaan jasa pelayanan makanan dalam ukuran kecil. Fungsi
dan ruang lingkup pekerjaan dapur ini hanya menyiapkan jenis menu tetap (Table d’Hote) dan menu dalam jumlah
kecil, yang mempunyai standart menu dan porsi yang sifatnya fleksibel.
Sedangkan untuk pembagian ruangan dapurnya semua bagian baik bagian persiapan
maupun bagian penyelesaian dijadikan satu ruang lingkup dan bekerja di ruangan
yang sama. Semua makanan
panas disajikan pada satu tempat dapur yang biasa dan disebut juga Counter.
2. Dapur kombinasi antara persiapan dan
penyelesaian (combined preparation and finishing kitchen)
Dapur
ini terutama dipersiapkan untuk perusahaan jasa pelayanan makanan dalam ukuran
menengah yang memungkinkan untuk menyiapkan sejumlah tertentu standart menu dan
porsi. Keuntungan dari sistem
ini adalah juru masak dapat dipekerjakan pada kedua bagian ruangan dapur. Pada
prinsipnya pembagian ruangan dapur merupakan bagian persiapan di penyelesaian
dipisahkan kedalam dug blok. Apakah blok ini akan dipisahkan seluruhnya atau
bagian tergantung pada sistem perusahaannya. Setiap blok harus menyesuaikan
dengan macam-macam menu dari jenis jenis makanan seperti makanan panas, makanan
dingin kue dan roti.
3. Dapur yang
dipisahkan, antara bagian persiapan dan penyelesaian (sparated preparation
and finishing kitchen)
Sistem ini sangat cocok untuk perusahaan jasa pelayanan makanan dalam
ukuran besar. Baik macam-macam menu maupun jenis jenis makanannya dapat
bervariasi dan dapat disajikan dalam jumlah besar tetapi standart menu dan
porsi akan sangat diperlukan.
Adapun pambagian ruangan dapurnya adalah sebagai
berikut :
a.
Bagian pengolahan makanan dingin atau larder
Bagian ini mempunyai fungsi untuk menyiapkan macam-macam makanan dingin
atau makanan pembuka (Appetizer).
Ruang lingkup pekerjaan bagian pengolahan makanan dingin terutama membuat
macam-macam saus dingin seperti Mayonnaise, Vinaigrette, dan makanan
dingin seperti salad, cocktail, cold hors d'oeuvr (canapes, pate, galatine).
b.
Bagian pengolahan sayur-sayuran atau vegetable
Bagian ini mempunyai fungsi dan ruang lingkup pekerjaan dalam menyiapkan
dan membuat macam-macam makanan panas, misalnya menyiapkan dalam membuat kaldu
putih ayam, kaldu putih sapi, kaldu putih ikan, bouillion, menyiapkan
dan membuat macam-macam sup seperti sup encer ( Bouillion, Consomme ), sup kental
(sup sayur, sup cream, sup pare, sup veloute, sup nasional dan sup spesial
) dan juga menyiapkan dalam membuat macam-macam makanan dari sayursayuran,
kentang, nasi, pasta, dan telur.
c.
Bagian pengolahan sauce dan saucer
Bagian ini mempunyai fungsi dan ruang lingkup pekerjaan dalam menyiapkan
dan membuat macam-macam makanan panas yang pada dasarnya akan menjadi makanan
pokok dan suatu sususnan menu yaitu misalnya saus putih ( Bechamel ),
Demiglace, Veloute, Holandaise, saus tomat, saus mentega, saus spesial ;
menyiapkan dap membuat makanan papas dari daging seperti sapi, kambing, babi
dari ikan dan hasil lainnya seperti kerang, udang ; dari unggas seperti ayam,
itik, kalkun, dan makanan papas lainnya.
d. Bagian pengolahan kue
dan roti atau pastry,
Bagian ini mempunyai fungsi dan ruang lingkup pekerjaan dalam menyiapkan dan
membuat macamw-macam kue, roti, manisan, es krim, dan makanan penutup lainnya.
4. Dapur khusus untuk makanan jadi (convenience
food kitchen)
Sistem ini khusus untuk perusahaan jasa pelayanan makanan jadi yang
tidak memerlukan suatu tuangan persiapan dan pembelian bahan makanan, hanyalah
makanan-makanan yang sudah jadi (convenience food).
Pengaturan : Dapur seperti ini memerlukan ruangan pendingin dan
ruangan kering ( dry storage area ) untuk tempat penyimpanan dan ruangan persiapan untuk
penempatan alat-alat seperti microwave-ovens,
convention ovens, dan alat penggorengan ( deep fat frayer ). Untuk
makanan dingin dan kue hanya memerlukan ruangan untuk menyimpan (store room) dan peralatan
pendingin ( refrigerator ), untuk menyimpan makanan seperti salad karena makanan
ini tidak dapat disiapkan sebelumnya.
Menurut Richard Sihite dalam bukunya “Food Pruduct (Dasar
Tata Boga) “ menuliskan tentang jenis-jenis dapur berdasarkan fungsinya yaitu .
1)
Main
Kitchen ( kitchen preparation ) adalah dapur utama
sebagai pusat distribusi dan kegiatan masak.
2)
Small
Kitchen ( pantry kitchen ) adalah dapur kecil yang
hanya mempersiapkan pembuatan kopi, teh, juice serta roti dan kebutuhan breakfast,
terutama di pantry sebelum dapur utama buka atau sebelum kehadiran cook.
3) Settled Kitchen yang
lebih dikenal dengan nama Satelit Kitchen (kitchen service) adalah dapur
yang mengolah dan menyajikan pesanan dari restoran dan room service.
4) Coffee Shop Kitchen adalah dapur khusus sebagai pembantu penyediaan hidangan di coffee
shop, biasanya sudah dalam keadaan setengah matang dari dapur utama.
5) Employee Feeding Kitchen adalah dapur yang mengolah dan mempersiapkan makanan untuk para
karyawan.
C. Tata Letak dan Alur Kerja Dapur
Untuk
menghindari pemborosan waktu, tenaga, dan bahan-bahan, maka perlu dipikirkan
secara matang bagaimana mengatur tata letak peralatan dapur agar dapat
menciptakan satu alur kerja yang baik tanpa membutuhkan tenaga ekstra dalam
melaksanakan pekerjaan. Bilamana alur kerja dan alat-alat dapur tertata dengan
baik maka pada tahap selanjutnya dapat dibuat peraturan atas kebijaksanaan yang
lebih tepat guna dan berhasil guna sehingga dapat menghemat waktu, tenaga dan
bahan-bahan. Perencanaan tata letak peralatan harus dipelajari terlebih dahulu
secara seksama dan tidak hanya menentukan dimana alat tersebut harus diletakkan
tetapi perlu dipikirkan tentang ruang gerak dari para juru masak yang akan
menggunakan alat-alat tersebut.
Sering kali dijumpai bahan makanan yang dibuang
karena metode kerja yang tidak mempunyai alur kerja yang baik. Misalnya dalam
mencuci dan memotong kangkung, memilih dan memisahkan kangkung dari batangnya
bila dalam jumlah yang besar dapat berubah menjadi pekerjaan yang membosankan.
Dalam kenyataan sering kali ditemui keadaan
sebagai berikut: Seorang juru masak memisahkan daun dari batangnya, kemudian
meletakkan batang kangkung tadi pada tumpukan kangkung yang belum dibersihkan.
Pada pekerjaan akhir, juru masak tersebut segan untuk memilihnya lagi dan
membuangnya ke keranjang sampah.
BAB II
SANITASI DI DAPUR PENGOLAHAN
A.
Pengertian Sanitasi
Sesuai Undang-undang Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960 Bab III, maka
semua perusahaan yang memberikan service atau pelayanan kepada masyarakat umum
dan sebagainya tempat-tempat umum dan harus memenuhi standar minimal
persyaratan kesehatan. Salah satu syarat yang utama adalah syarat yang utama
adalah syarat sanitasi.
Pengertian sanitasi menurut Dr. Azrul Azar, MPH; Sanitasi adalah cara
pengawasan masyarakat yang
menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Menurut Hopkins; Sanitasi
adalah cara pengawasan terhadap
faktor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan.
Secara umum kata sanitasi mengandung dua
pengertian, yaitu: usaha pencegahan penyakit, dan kesehatan lingkungan hidup. Dengan
demikian, pengertian sanitasi perhotelan adalah usaha pihak hotel untuk
melakukan pencegahan penyakit, dengan menitikberatkan usahanya pada kesehatan
lingkungan hotel.
B. Ruang Lingkup Sanitasi Dapur Pengolahan Makanan
1.
Persiapan tempat pengolahan atau dapur
Beberapa hal yang penting dalam persiapan di tempat pengolahan adalah
a.
Perputaran udara sehingga asap dan udara panas
dapat keluar dengan sempurna.
b.
Lantai, dinding dan ruangan bersih dan terpelihara
agar mengurangi kemungkinan pencemaran terhadap makanan meja peracikan bersih
dan permukaannya kuat atau tahan goresan agar bekas irisan tidak masuk ke dalam
makanan.
c.
Bebas lalat dan tikus. Lalat dan tikus adalah sumber
pencemaran yang cukup potensial pada
makanan.
d.
Tidak ada binatang piaraan seperti kucing dan
anjing.
2.
Peralatan masak dan perabotan
a.
Harus memenuhi syarat baik secara fisik maupun
bakteriologis. Secara fisik peralatan harus bersih, tidak berbau dan tidak ada
bekas makanan yang menempel pada permukaan peralatan. Sedangkan secara
bakteriologis peralatan harus bebas dari kuman penyebab pencemaran makanan.
b.
Keutuhan harus terjaga, tidak boleh patah, gompel,
penyok, tergores atau retak karena akan menjadi sarang kotoran atau bakteri.
c.
Setiap peralatan mempunyai fungsi yang
berbeda-beda dan tidak boleh dicampur aduk dalam penggunaannya.
3.
Sarana sanitasi
a.
Tempat sampah yang tertutup dan tidak bocor
b.
Saluran pembuangan air limbah harus dilengkapi
dengan grease trap untuk penangkap lemak.
c.
Kamar mandi untuk staff harus mencukupi
4.
Peralatan untuk pencucian
a.
Tersedia tempat untuk mencuci tangan (washtafel)
b.
Tersedia sarana untuk mencuci bahan makanan dan peralatan.
5.
Pelindung pencemaran kuman dan bakteri
a. Setiap petugas yang
bekerja disediakan pakaian kerja yaitu celemek (apron) dan penutup
kepala (hair cover)
b. Khusus untuk penjamah
makanan masak disediakan sarung tangan plastic yang sekali pakai (disposable)
dan penutup hidung dan mulut (mouth dan nose masker).
C. Standard Sanitasi Dapur dan Peralatannya
Adapun hal-hal yang tercakup di dalamnya :
1.
Kebersihan pekerja (standard personal hygiene)
2.
Kebersihan peralatan.
Kebersihan peralatan meliputi
a.
Peralatan wajib dicuci bersih setiap hari.
b.
Peralatan harus dalam keadaan keying pada waktu
akan dipergunakan.
c.
Peralatan yang dalam keadaan rusak seharusnya jangan
dipergunakan.
d.
Peralatan yang tidak boleh digunakan dua atau tiga
kali untuk hal-hal yang berlainan tanpa dicuci terlebih dahulu.
e.
Peralatan yang berkarat atau berkerak harus
dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu sebelum dipakai.
f.
Tempat penyimpanan makanan sebaiknya terbuat dari
plastik atau stainless steel, jangan terbuat dari aluminium atau tembaga
karena dapat bereaksi dengan makanan terutama yang mengandung asam.
g.
Chiller atau gudang harus dalam keadaan bersih agar tidak mencemari makanan yang
disimpan di dalamnya.
h.
Makanan yang sedan matang atau siap saji sebaiknya
dipisahkan dari bahan mentah agar tidak terjadi cross contamination.
3.
Kebersihan tempat kerja
Kebersihan tempat kerja meliputi :
a.
Kebersihan lantai, atap, dinding dari kotoran
seperti debu yang dapat mengotori / mencemari makanan.
b.
Tempat pembuangan sampan harus ditutup dan harus
dipisahkan antara sampah yang basah dengan yang kering.
c.
Sampah tidak boleh dibiarkan lebih dari 8 jam,
walaupun belum penuh harus segera dibuang.
d.
Tempat sampah harus dibersihkan dengan
desinfektant setiap hari.
e.
Lingkungan kerja harus bersih dari serangga,
binatang pengerat dan burung yang dapat mencemari makanan.
f.
Ruangan kerja harus mempunyai fentilasi yang cukup
untuk mengurangi udara yang kotor akibat debu atau uap dari air maupun dari
minyak.
g.
Membersihkan lantai, dinding dan atap selalu
berkala dengan desinfektan untuk menjaga agar tetap bersih.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
a. Senantiasa merawat
seluruh peralatan berat yang digunakan untuk memasak.
b. Tetap menjaga
kebersihan lantai dari usahakan harus dalam keadaan kering
c. Melaporkan seluruh kelengkapan
dap kekurangan dari seluruh peralatan yang ada.
d. Menggunakan metode
pembersihan yang benar dalam menangani peralatan.
e. Lindungi mata seorang
juru masak dari bahan pembersih yang mengandung kimia.
f. Jangan bekerja dalam
keadaan sakit dan dalam keadaan mabuk karena alkohol atau obat terlarang.
g. Gunakan lap kering
atau towels ketika menangani atau memegang panci dan peralatan yang panas
lainnya.
h. Gunakan sarung tangan
plastik yang panjang ketika mencuci panci dan pan.
i.
Hati-hati dalam penanganan pencucian gelas.
j.
Hati-hati dalam penanganan pencucian pisau dap
alat pembuka kaleng.
k.
Tempatkan
seluruh container, bowl, panci, pan dan wook yang telah dicuci
secara rapi dan mudah dijangkau.
l.
Segera
ambil bahan makanan yang terjatuh ke lantai dan cepat bersihkan untuk digunakan
kembali.
m. Gunakan tangga untuk
mengambil bahan yang diletakkan di rak atas.
n. Tetap mengarahkan
perhatian ke sekeliling kita meskipun dalam keadaan penuh orang di dapur untuk
menghindari kecelakaan karena suatu benturan atau tubrukan.
o. Hindari tempat sampah
dalam keadaan penuh dan beri jarak minimal 3 meter dari meja kerja.
D. Sanitasi Makanan (Food Sanitation)
Sanitasi makanan adalah suatu usaha mencegah
penyakit yang menitik beratkan kegiatannya terhadap kesehatan lingkungan dimana
makanan dan minuman itu berada (food environment).
Enam pokok sanitasi
makanan (six principles of food sanitation) meliputi :
1.
Kebersihan
alat-alat makanan
2.
Cara
penyimpanan bahan mentah
3.
Cara
pengolahan makanan:
a. Tempat pengolahan
(sanitasi dapur)
b.
Tenaga pengolah (food handler)
c.
Cara pengolahan (food processing)
4.
Cara pengangkutan makanan
5.
Cara penyimpanan makanan
6.
Cara penyajian makanan
BAB III
HIGIENE DI DAPUR PENGOLAHAN
- Pengertian
Hygiene
Hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti sehat. Untuk selanjutnya istilah hygiene diartikan
sebagai ilmu pengetahuan mengenai masalah kesehatan termasuk upaya
mempertahankan atau memperbaiki kesehatan. Adapun beberapa pengertian mengenai hygiene
ini sendiri, seperti yang dikemukakan oleh Brownel, Hygiene adalah
bagaimana caranya orang memelihara dan melindungi kesehatan, Hygiene adalah
suatu ilmu kesehatan mencakup seluruh faktor yang membantu atau mendorong
adanya kehidupan yang sehat baik perorangan maupun melalui masyarakat. Prescott menguraikan Hygiene menyangkut dua aspek, yaitu menyangkut individu (personal hygiene) dan lingkungan (environment)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hygiene adalah “Bagaimana caranya
orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat. Jadi dalam hal ini hygiene
ditunjukkan kepada orangnya.
Pengertian hygiene dimaksudkan sebagai
usaha kesehatan penyakit yang menitikberatkan kepada usaha kesehatan staff
hotel, khususnya mencegah timbulnya penyakit diantara karyawan dan tamu hotel
sebagai akibat dari :
1. Kebersihan Pekerja (Personal Hygiene)
Personal adalah “diri sendiri”. Jadi personal
hygiene merupakan suatu upaya maksimal yang dilakukan masing-masing orang /
individu untuk membuat dirinya bersih secara fisik dan mempertahankan
kebersihan itu dari waktu ke waktu.
Tujuan utama dari personal hygiene adalah
mengurangi kemungkinan masuknya kuman-kuman pada saat operation di dalam
kitchen.
2. Manfaat Personal Hygiene
Keuntungan yang kita dapat senantiasa mempertahankan
personal hygiene adalah :
a) Merasa nyaman dan
selalu kelihatan segar.
b) Terlihat baik dan
indah dipandang orang, membuat orang lain merasa nyaman juga.
c) Bisa mencerminkan
kepribadian ataupun kebiasaan yang positif.
d)
Pencegahan yang paling mendasar guna menghindari
berbagai penyakit yang datangnya tak terduga. Contohnya penyakit kulit dan
saluran pencernaan.
3. Ruang Lingkup Personal Hygiene
Personal hygiene erat hubungannya dengan keadaan fisik seseorang,
karena itu setiap bagian tubuh kita perlu diperhatikan kebersihannya secara
seksama dan terus menerus. Bila fisik seseorang tidak bersih dan terjangkit
penyakit, maka akan dapat mengakibatkan hilangnya gairah untuk bekerja dengan
baik. Hal itu dapat mengakibatkan tidak amannya makanan untuk dikonsumsi,
karena itu setiap bagian tubuh kita perlu diperhatikan kebersihannya secara
seksama dan terus menerus.
4. Standard Personal Hygiene
a.
Tubuh Secara Keseluruhan
Kebersihan tubuh harus dijaga dengan cara mandi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum.
Adapun cara mandi yang baik dan
benar
1) Mandilah minimal dua
kali sehari.
2) Gunakan air yang
baik, tidak berbau, berwarna dan berasa.
3) Gosok badan secara
keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan kotoran.
4) Jangan lupa gunakan
sabun, usahakan yang bisa membunuh kuman secara maksimal.
5) Bilas dengan air yang
baik sampai benar-benar bersih.
6) Keringkan badan
dengan handuk yang baik dan bersih.
Mardi secara teratur sesuai dengan ketentuan yang baik dan benar, dapat
menghindarkan kita dari serangan penyakit, khususnya penyakit kulit.
b. Kulit Kepala dan
Rambut
Kepala dimana rambut berada, bila tidak
diperhatikan kebersihannya akan menjadi kutu dan sejenisnya berkembang biak.
Jadi dibiarkan berlarut-larut, kulit kepala akan rusak, rambutpun ikut rusak,
rontok, berbau dan kusam.
Perlu perawatan agar kulit kepala dan rambut sehat tanpa kutu :
1)
Shampo rambut secara rutin
2)
Gunakan shampo yang baik (anti ketombe)
3)
Jangan biarkan rambut dan kulit kepala menerima
begitu banyak zat-zat kimia. Dampak yang akan diterima adalah kulit kepala dan
rambut rusak.
4)
Agar terlihat bersih, rambut ditata dengan rapi.
c. Telinga
Salah satu panca indera yang bergitu berguna
supaya keadaan dan fungsinya selalu baik, perlu perawatan yang cermat. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan
1) Bersihkan telinga
secara rutin, baik bagian dalam maupun bagian luar.
2) Untuk telinga bagian
dalam keluarkan kotoran yang ada dengan alat bantu yang lunak dan aman. Jangan
gunakan benda yang tajam, akan berdampak buruk bagi telinga.
3) Bila ada gangguan
pada telinga dan hal tersebut tidak bisa diatasi sendiri, cepat hubungi dokter.
d. Hidung
Indera pembau, alat pernafasan manusia. Perlu
diperhatikan kebersihannya agar berfungsi dengan baik dan tidak terjangkit
penyakit yang mungkin menyerang. Kurang lebih perawatannya :
1) Bersihkan kotoran
yang ada pada saat yang tepat untuk menjaga kesopanan.
2) Bila anda sedang
mengalami flu, seperti hidung tersumbat, lendir mudah keluar dan yang lainnya
gunakan sapu tangan atau sejenisnya sebagai alat bantuk membersihkan agar
terkesan tidak jorok.
3) Periksakan cepat ke
dokter seandainya ada gangguan pada hidung anda yang tidak dapat diatasi
sendiri.
4) Jangan meraba-raba
hidung sambil bekerja.
5) Jangan bersin di
dekat makanan, kalau terpaksa bersin maka palingkan muka dan tutuplah dengan
sapu tangan.
6) Cucilah tangan
setelah meraba hidung ataupun setelah bersin.
e. Mulut dan Gigi
Alat komunikasi yang umum digunakan karena
praktis. Agar aman dan nyaman saat berkomunikasi harus selalu dijaga.
Perhatikan, penyakit tertentu dapat menular melalui mulut atau gigi yang
terlebih dibiarkan kotor. Tidak bersih dan bebas kumannya gigi dapat
mempengaruhi mulut. Cara menjaga kebersihan mulut dan gigi :
1) Tidak meludah di
sembarang tempat dan selalu menutup mulut dengan sapu tangan.
2) Menggosok gigi secara
teratur menghindarkan bau mulut.
3) Usahakan bibir
terhindar dari sariawan, pecah-pecah dan masalah bibir lainnya.
4) Sikat gigi minimal
tiga kali sehari, terlebih-lebih sehabis makan.
5) Hati-hati, beberapa
jenis makanan dan minuman serta yang lainnya dapatmembuat gigi rusak dan nafas
tidak sedap.
6) Periksa segera bila
ada kelainan pada gigi dan mulut ke dokter.
f. Kaki dan Kuku
Segala aktivitas yang berhubungan dengan kaki akan
terasa nyaman bila kaki dalam keadaan baik dan bersih:
1) Pergunakan sepatu
dengan ukuran yang sesuai dan bertumit rendah, tumit sepatu yang tinggi mudah
terpeleset, memayahkan kaki.
2) Kaos kaki diganti
setiap hari.
3) Kuku jari kaki harus
dipotong pendek.
4) Topanglah badan
dengan dua kaki, jangan berdiri dengan satu kaki.
5) Kuku harus selalu
terpotong rapi dan menghindari pemakaian bahan pewarna kuku.
6) Gunakan alas kaki
yang baik setiap kali keluar rumah.
7) Selalu bersihkan alas
kaki yang digunakan.
g. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan :
1) Kebiasaan
membersihkan badan akan menghilangkan bau keringat dan menambah kesegaran.
2) Rambut disisir dengan
rapi, bila perlu ditutup.
3) Tangan dan kuku
selalu bersih, tidak ada noda-noda nicotin. Harus tersedia tempat pencucian
tangan, sabun, handuk, sikat kuku, dan air panas.
4) Rapi dalam penampilan
uniform yang baik dan bersih serta rapi.
5) Disediakan locker dan
ruang ganti.
6) Sepatu yang bersih
dan enak dipakai adalah penting karena dipakai setiap hari.
7) Batuk dan bersin di
dekat makanan dan minuman harus dihindari karena akan menyebabkan kuman.
8) Cucilah tangan
setelah pergi dari toilet, akibat dari hal ini harus ditunjukkan melalui
gambar-gambar.
9) Tersedia alat-alat
yang cukup mengeringkan tangan untuk menghindari kemungkinan perpindahan
kuman-kuman. Hot air dryer dan paper towl harus selalu digunakan
bilamana perlu.
10)
Setiap luka atau terbakar harus segera dibalut karena
untuk menghindari infeksi.
11) Kotak P3K harus tersedia di area kitchen.
12) Tidak dibenarkan
merokok saat menyimpan, memegang makanan.
13) Menggunakan hand
glove di saat tangan bersentuhan langsung dengan makanan.
14) Dilarang tidur di
tempat penyimpanan makanan dan minuman.
15) Staff di kitchen yang menderita penyakit
menular sebaiknya tidak dipekerjakan pada saat sakit.
16) Tidak menggunakan
perhiasan terutama yang berada di tangan seperti cincin, jam tangan dan
sebagainya, karena bakteri dapat tinggal dan berkembang didalamnya dan
berpindah ke makanan.
Pelaksanaan personal hygiene pada umumnya
ditujukan untuk pencegahan penyebaran kuman penyakit pada makanan melalui staff
. Hal itu disesuaikan dengan Undang-Undang Pokok Kesehatan No. 9 Tahun 1960
(Drs. Subagio Reksosubroto, 1991, hal. 8).
Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan ialah :
1.
Pakaian seragam
Semua staff kitchen diharuskan memakai seragam yang lengkap sesuai
dengan ketentuan masing-masing hotel.
2. Rambut
Seluruh staff tidak boleh berambut panjang dan apabila ada staff wanita
yang berambut panjang harus diikat serapi mungkin agar tidak mengganggu dan
jatuh ke dalam makanan.
3. Topi
Topi harus dipakai terutama saat bekerja untuk mencegah rambut jatuh ke
makanan.
4. Tangan
Kebersihan tangan meliputi kuku dan kulit sering diabaikan, oleh karena itu
staff harus memotong kuku sesering mungkin. Sedangkan untuk menghindari kontak makanan
langsung dengan tangan diharapkan menggunakan hand glove.
5. Penyakit menular
Semua staff kitchen benar-benar bebas dari penyakit menular. Bila
ada staff yang terjangkit penyakit harus segera diobati.
6. Peralatan mandi
Setiap hotel / perusahaan diwajibkan menyediakan segala kebutuhan staff untuk
menunjang terlaksananya personal hygiene. Peralatan yang diwajibkan oleh
hotel ialah sabun mandi, air yang bersih, shampo dan lain-lain.
7.
Locker
Kebersihan locker harus juga diperhatikan karena kebersihan locker merupakan
sarana penunjang dari personal hygiene.
Frekwensi pencucian tangan disesuaikan dengan
kebutuhan. Pada prinsipnya pencucian tangan dilakukan setiap saat, setelah
tangan menyentuh benda-benda yang menjadi sumber kontaminan atau cemaran. Berikut ini adalah
beberapa pedoman praktis, bilamana pencucian tangan harus dilakukan :
-
Sebelum memulai pekerjaan dan pada waktu menangani
kebersihan tangan.
-
Sesudah waktu istirahat
-
Sesudah melakukan kegiatan-kegiatan pribadi misalnya
merokok, makan, minum, bersin, batuk dan setelah menggunakan toilet (buang
air kecil/besar).
-
Setelah menyentuh benda-benda yang dapat menjadi sumber
kontaminan seperti telepon, uang, kain
atau baju kotor, bahan makanan mentah atau segar, daging, cangkang telur dan
peralatan kotor.
-
Setelah mengunyah permen karet dan setelah
menggunakan tusuk gigi.
-
Setelah menyentuh kepala, rambut, hidung, mulut
dan bagian-bagian tubuh yang terluka.
-
Setelah menangani sampah serta kegiatan
pembersihan, misalnya menyapu atau memungut benda yang jatuh dari lantai.
-
Setelah sudah menggunakan bahan-bahan pembersih
atau sanitaiser kimia.
-
Sebelum dan sesudah menggunakan sarung tangan
kerja.
-
Selama bekerja di dapur janganlah memakai arloji
tangan, cincin bermata dan perhiasan tangan lainnya yang dapat berfungsi
sebagai tempat persembunyian dan berkembang biaknya bakteri.
-
Tangan yang terluka harus ditutup atau dibalut.
B. Personal Hygiene Dalam Proses Pengolahan Makanan Di Dapur
Manfaat dari pentingnya hygiene bagi dapur dalam
pengolahan makanan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :
1.
Aspek kesehatan
a.
Mencegah berkembangnya penyakit menular.
b.
Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja.
c.
Mencegah terjadinya kecelakaan.
2.
Aspek Estetika
a.
Mencegah timbulnya tempat-tempat yang kotor dan
menjijikkan.
b.
Mencegah pemandangan yang kurang sedap di sekitar
hotel.
c.
Mencegah timbulnya bau-bauan yang tidak sedap dan
mengganggu.
3.
Aspek bisnis operasional
a.
Menarik tamu, yang berarti menambah daya hunian
hotel.
b.
Merupakan sarana promosi yang ampuh.
c.
Mengurangi jumlah absensi sakit staff hotel,
yang berarti mengurangi biaya perawatan dan pengobatan.
d.
Menimbulkan gairah kerja bagi staff, yang
berarti meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja staff hotel.
e.
Mencerminkan baik atau tidaknya manajemen hotel.
f.
Merupakan indikator martabat staff hotel
khususnya dan martabat bangsa pada umumnya.
g.
Meningkatkan mutu hotel itu sendiri khususnya dan
pariwisata Indonesia pada umumnya.
C. Prinsip Higiene dalam Pengolahan Makanan
C. Prinsip Higiene dalam Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan adalah proses pengolahan bentuk
dari bahan mentah menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang
baik adalah yang mengikuti kaidah dari prinsip-prinsip hygiene. Dalam istilah asing dikenal dengan Good Manufacturing Practive (GNP) atau cara produksi
makanan yang baik (CPMB). Langkah-langkah CPMB adalah sebagai berikut :
1.
Persiapan
tempat pengolahan atau dapur
Beberapa hal yang penting dalam persiapan tempat pengolahan adalah :
a. Perputaran udara sehingga
asap dan udara panas dapat keluar dengan sempuma.
b. Lantai, dinding dan
ruangan bersih dan terpelihara agar mengurangi kemungkinan pencemaran terhadap
makanan meja peracikan bersih dan permukaannya kuat atau tahan goresan agar
bekas irisan tidak masuk ke dalam makanan.
2. Peralatan masak dan
perabotan
a. Harus memenuhi syarat
baik secara fisik maupun bakteriologis. Secara fisik peralatan harus bersih,
tidak berbau dan tidak ada bekas makanan yang menempel pada permukaan
peralatan. Sedangkan secara bakteriologis peralatan harus bebas dari kuman
penyebab pencemaran makanan.
b. Keutuhan harus
terjaga, tidak boleh patah, gompel, penyok, tergores atau retak karena akan
menjadi sarang kotoran atau bakteri.
c. Setiap peralatan
mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan tidak boleh dicampur aduk dalam penggunaannya.
3. Sarana sanitasi
a. Tempat sampah yang
tertutup dan tidak bocor
b. Saluran pembuangan
air limbah harus dilengkapi dengan grease trap untuk penangkap lemak.
c. Kamar mandi untuk
karyawan harus mencukupi.
4. Peralatan untuk
pencucian
a. Tersedia tempat untuk
mencuci tangan (washtafel)
b. Tersedia sarana untuk
mencuci bahan makanan dan peralatan.
5. Pelindung pencemaran
a.
Setiap petugas yang bekerja di sediakan pakaian
kerja yaitu celemek (apron) dan penutup kepala (hair cover).
b.
Khusus untuk penjamah makanan masak disediakan sarung
tangan plastik yang sekali pakai (disposable) dan penutup hidung dan
mulut (mouth dan nose masker).
6. Peracikan
bahan
a. Cucilah bahan makanan
sampai bersih dengan air yang mengalir.
b. Buanglah bagian yang
rusak, layu dan ternoda.
c. Masukkan potongan ke
tempat yang bersih dan terlindungi dari serangga atau tikus.
7. Prioritas dalam
memasak
a. Dahulukan memasak
makanan yang tahan lama, seperti goreng-gorengan.
b. Makanan yang rawan,
seperti kaldu, kuah dan sejenisnya di masak pada akhir waktu masak.
c. Simpanlah bahan
makanan yang waktunya di masak pada tempat yang aman.
d. Simpanlah makanan
matang yang belum waktunya dihidangkan, dalam keadaan papas.
e. Perhatikan uap makanan
jangan sampai mencair dan masuk ke dalam makanan, karena akan membahayakan
kontaminasi ulang.
f. Makanan yang sudah
masak boleh dijamah dengan tangan, tetapi harus menggunakan alat seperti
sendok, penjepit, dap lain-lain.
Makanan masak merupakan
campuran bahan yang lunak dan sangat disukai oleh bakteri. Suasana yang cocok
untuk bakteri adalah suasana atau jenis makanan yang banyak mengandung protein
dan mempunyai kadar air yang tinggi.
D. Prinsip Penyimpanan Makanan
1. Prinsip Wadah
a.
Setiap makanan masak mempunyai wadah masing-masing
terpisah.
b.
Pemisahan didasarkan pada saat makanan diolah dan
jenis makanan.
c.
Makanan berkuah dipisah antara lauk dengan saus
atau kuahnya.
2. Suhu penyimpanan
a. Makanan kering
(goreng-gorengan) disimpan dalam suhu kamar (25oC - 30oC).
b. Makanan basah (kuah,
sop, gulai) yang segera disajikan pada suhu di atas 60oC.
c. Makanan basah yang
disajikan dalam bentuk dingin disimpan pada suhu dibawah 10oC.
3. Waktu tunggu (Holding
Time)
Jarak waktu tunggu antara masakan matang hingga masakan disajikan harus
dibuat sesingkat mungkin.
4. Prinsip penyajian
makanan
1. Prinsip wadah artinya
setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah masing-masing dan
diusahakan tertutup terutama wadah yang berada tidak sama tinggi dengan wadah makanan
lainnya.
2. Prinsip kadar air
artinya penempatan makanan yang mengandung kadar air tinggi dicampur pada saat
menjelang dihidangkan untuk mencegah makanan cepat busuk.
3. Prinsip edible
part artinya bahwa setiap bahan makanan yang disajikan dalam penyajian
adalah menipakan bahan makanan yang dapat dimakan. Hindari pemakaian bahan yang
membahayakan seperti stekker besi, tusuk gigi, bunga plastik, dan lain-lain.
4. Prinsip pemisah
artinya makanan yang ditempatkan dalam wadah yang lama seperti makanan dalam doos
atau rantang harus dipisah setiap jenis makanan agar tidak saling tercampur.
5. Prinsip panas yaitu
setiap penyajian makanan yang disajikan. Panas diusahakan tetap dalam keadaan
panas, seperti soup, gulai, dan sebagainya. Untuk mengatur suhu perlu diperhatikan
suhu makanan sebelum ditempatkan dalam tungku pemanas makanan harus berada di
atas 60oC.
6. Prinsip bersih artinya setup peralatan yang digunakan seperti wadah dan tutupnya,
doos atau piring atau gelas atau mangkuk harus bersih dan baik.
7. Prinsip handling artinya setup penanganan makanan maupun alat makan
tidakkontak langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir.
8. Prinsip tepat penyajian artinya pelaksanaan penyajian makanan harus sesuai dengan
seharusnya baik menunya, waktunya, tata hidang dan volumenya.
BAB IV
KESELAMATAN KERJA DI
DAPUR PENGOLAHAN MAKANAN
A. Pengertian Keselamatan Kerja
Dalam Undang-undang Republik Indonesia
No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pada Pasal 23;
-
ayat 1 : Kesehatan kerja diselenggarakan untuk produktivitas kerja optimal.
-
ayat 2 : lingkup kesehatan kerja meliputi
pelayanan keshatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat
kesehatan kerja.
-
ayat 3 : Setiap tempat kerja wajib
menyelenggarakan kesehatan kerja.
Sedangkan Undang-undang No. 1 tahun 1970 ttg
keselamatan kerja, memuat syarat-syarat antara lain :
1. mencegah dan
mengurangi kecelakaan, kebakaran, dan bahaya peledakan.
2. memberi kesempatan
atau jalan untuk menyelamatkan diri pada kejadian berbahaya
3. memberi
pertolongan pada kecelakaan
4. memberi alat-alat
perlindungan diri pada pekerja
5. mencegah dan
mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara, dan getaran.
6. mencegah dan
mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis,
keracunan, infeksi, dan penularan.
7. memperoleh
keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja.
B. Jenis dan Penyebab Kecelakaan di Dapur Pengolahan Makanan
Jenis kecelakaan :
-
Terpotong,
-
Terbakar,
-
Terjatuh.
Penyebab kecelakaan :
-
Ceroboh
-
Bercanda,
-
Tidak konsentrasi.
Kondisi agar aman :
1. Struktur,
peralatan dan listrik yang mudah diperbaiki.
2. Penerangan yang
cukup di areal kerja.
3. Lantai tidak licin
4. Ruang gerak / lalu
lintas harus terpola untuk mencegah tabrakan antar karyawan.
5. Tersedia
‘emergency equipment’ seperti alat
6. Pemadam, karung
goni, dan kotak P3K.
7. Tempelkan secara
jelas no.telp. ‘emergency’
mass tulisan yang diatas mengenai pengrtian dan segala macamnya tsb ada bukunya gak? makasih
BalasHapusItu merupakan kompilasi bahan ajar, jadi dari berbagai kepustakaan.
HapusMaaf Daftar Pustakanya terhapus.
mas apa sanitasi,hygiene dan safety itu masuk ke tema pentingnya penanganan peralatan ? tolong bantuannya
BalasHapusYa memang salahsatu penerapannya adalah ke peralatan.
HapusPerbedaan mendasar kalau sanitasi tentang kebersihan dan kesehatan peralatan akibat dari faktor luar, sedangkan hygiene ditinjau dari faktor alat itu sendiri.
Misalkan kalau sanitasi bagaimana kualitas petugas dalam proses pembersihannya, sedangkan hygiene diakibatkan kerusakan peralatan itu sendiri misalkan karat.
artikelnya keren
BalasHapuswww.sepatusafetyonline.com
mas boleh minta daftar pustakany ?
BalasHapusmas boleh minta daftar pustaka nya
BalasHapusmas boleh minta daftar pustaka nya
BalasHapus